TELADAN
(Tepat, Lapang Dada, dan Beriman)
HUT PERMATA GBKP Ke-77
Nas: 1 Timotius 4:12
Tema:
TELADAN (Tepat, Lapang Dada, dan Beriman) 
Agar
PERMATA GBKP
1. Mengetahui dan menjelaskan arti
seorang muda dan menjadi teladan.
2. Mampu menjadi teladan dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam
kasih, dalam
kesetiaan dan dalam kesucian.
1
Timotius 4:12
Jangan
seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
I.
PENDAHULUAN
Dalam
KBBI, kata "tepat" berarti jitu, persis, dan mengena tentang
perkataan, tindakan, dan jawaban. Mengartikan, pribadi yang memiliki karakter
"tepat" adalah orang yang mengetahui arah, dapat membedakan mana yang
benar dan baik, serta memiliki integritas yang sesuai dengan apa yang dikatakan
dan dilakukan. Sedang "lapang dada" adalah sebuah istilah yang
menggambar seseorang yang menunjukkan sikap terbuka, sikap menampung berbagai
informasi dan nasihat, dan sikap yang tidak mudah tersinggung. Penjelasan akan
kedua karakter ini menjadi ciri khas dari bagaimana seseorang itu beriman.
Artinya, seorang yang beriman tentu memiliki karakter yang tepat dalam
mengambil keputusan hidup, serta berlapang dada dalam merespons dinamika
kehidupan yang terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
Sayangnya,
kehidupan tidak melulu berjalan sesuai dengan keinginan dan kehendak kita,
sehingga ketika berusaha menjadi orang yang tepat dan berlapang dada, bukanlah
hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, natur manusia selalu bergerak dan
dinamis, menuju arah yang rindu akan perihal yang lebih baik.
II.
ISI
1
Timotius 4:12 adalah pesan Paulus kepada Timotius untuk belajar menjadi teladan
walau masih muda di tengah jemaat yang dipimpinnya. Dalam satu ayat ini,
setidaknya terdapat tiga pesan:
"Jangan
seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda." Kalimat ini mengindikasikan bahwa
setiap orang muda harus lebih dulu menyadari dirinya berharga walau ia masih
muda. Mengapa bisa ada yang merendahkan seorang muda? Hal ini juga dipengaruhi
oleh konsep berpikir Gerontarki, yakni bentuk lain dari Hierarki yang mengakui
orangtua adalah yang paling benar. Hal ini juga terjadi dalam GBKP dan Budaya
Karo secara umum, dimana orang muda kerap mendapat stigma generasi yang belum
cukup mapan dalam berbicara dan 'bersuara.' Hal yang serupa terjadi dan
diingatkan oleh Paulus kepada Timotius, agar ia sadar bahwa dirinya, walau
muda, berharga dan mampu menjadi pemimpin. Atas dasar inilah, Paulus menyadari
bahwa iman dalam diri Timotius adalah iman yang mengarah dan berorientasi
kepada Allah. Keyakinan Paulus ini menjadi dasar penguatannya kepada Timotius
(Lih. 2 Tim:3-8).
Ketika
Timotius menyadari keberhargaan dirinya maka ia akan sanggup menjadi teladan
dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Pada kalimat
ini, Paulus mengedepankan pentingnya keselarasan antara apa yang dikatakan,
dilakukan dalam tindakan mengasihi, sikap setia, dan kesucian. Makna kesucian
disini adalah bagaimana Timotius menjadi seorang muda yang tak bercacat cela
atas hukum gerejawi yang berlaku. Artinya, suci berarti menyadari dirinya
adalah ciptaan Allah yang sakral dan kudus, baik apa adanya, dan bukan tanpa
dosa. Justru, menghargai bahwa manusia itu berdosa, namun sanggup tidak
terjebak lagi dalam perilaku dosa, disinilah makna teladan dalam kesucian.
III.
APLIKASI
Dalam
merayakan 77 tahun kategorial PERMATA GBKP, kiranya setiap PERMATA GBKP
merayakan dan menyadari bahwa:
Setiap
manusia pada esensinya adalah pribadi yang terus bergerak, bertumbuh, dan
berkembang. Maka, jadilah PERMATA GBKP yang rindu akan perubahan dan
perkembangan yang menjadi pribadi yang tepat dalam mengambil keputusan dan
berlapang dada dalam merespons seluruh dinamika kehidupan.
Setiap
PERMATA GBKP diajak untuk menghargai dirinya sebagai orang muda, agar tidak
direndahkan oleh orang lain. Oleh sebab itu, jadilah pembelajar yang mencintai
firman dan pengetahuan. Ciri seorang pembelajar adalah dia selalu mau
dievaluasi dan mengintrospeksi diri.
Setiap
PERMATA GBKP diajak untuk tidak mengglorifikasi kesalahan, namun justru mau
mengakui dosa dan bangkit untuk tidak lagi terjebak dalam kehidupan dosa.
Bangkit dari kegagalan dan belajar dari kesalahan menjadi teladan yang perlu
dilatih seumur hidup.
IV.
METODE: Membuat meme (Menjadi Teladan) dan mengunggah ke Media Sosial
Meme
atau kata-kata motivasi, seperti: manusia yang hebat itu, bukan dilihat ketika
dia sukses, melainkan ketika dia mau bangkit dari kejatuhannya.
Pdt. Indah Sriulina Br Ginting, M. Th, M.A
 
					 
									



