Jl M I Ridwan Rais No 13A, Depok, Jawa Barat +62 21 7759848

PA Permata 07-13 September 2025

  • 20:45

TELADAN (Tepat, Lapang Dada, dan Beriman)

HUT PERMATA GBKP Ke-77

Nas: 1 Timotius 4:12

Tema: TELADAN (Tepat, Lapang Dada, dan Beriman)

Agar PERMATA GBKP

1. Mengetahui dan menjelaskan arti seorang muda dan menjadi teladan.

2. Mampu menjadi teladan dalam perkataan, dalam tingkah laku, dalam

kasih, dalam kesetiaan dan dalam kesucian.

1 Timotius 4:12

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

I. PENDAHULUAN

Dalam KBBI, kata "tepat" berarti jitu, persis, dan mengena tentang perkataan, tindakan, dan jawaban. Mengartikan, pribadi yang memiliki karakter "tepat" adalah orang yang mengetahui arah, dapat membedakan mana yang benar dan baik, serta memiliki integritas yang sesuai dengan apa yang dikatakan dan dilakukan. Sedang "lapang dada" adalah sebuah istilah yang menggambar seseorang yang menunjukkan sikap terbuka, sikap menampung berbagai informasi dan nasihat, dan sikap yang tidak mudah tersinggung. Penjelasan akan kedua karakter ini menjadi ciri khas dari bagaimana seseorang itu beriman. Artinya, seorang yang beriman tentu memiliki karakter yang tepat dalam mengambil keputusan hidup, serta berlapang dada dalam merespons dinamika kehidupan yang terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Sayangnya, kehidupan tidak melulu berjalan sesuai dengan keinginan dan kehendak kita, sehingga ketika berusaha menjadi orang yang tepat dan berlapang dada, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, natur manusia selalu bergerak dan dinamis, menuju arah yang rindu akan perihal yang lebih baik.

II. ISI

1 Timotius 4:12 adalah pesan Paulus kepada Timotius untuk belajar menjadi teladan walau masih muda di tengah jemaat yang dipimpinnya. Dalam satu ayat ini, setidaknya terdapat tiga pesan:

"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda." Kalimat ini mengindikasikan bahwa setiap orang muda harus lebih dulu menyadari dirinya berharga walau ia masih muda. Mengapa bisa ada yang merendahkan seorang muda? Hal ini juga dipengaruhi oleh konsep berpikir Gerontarki, yakni bentuk lain dari Hierarki yang mengakui orangtua adalah yang paling benar. Hal ini juga terjadi dalam GBKP dan Budaya Karo secara umum, dimana orang muda kerap mendapat stigma generasi yang belum cukup mapan dalam berbicara dan 'bersuara.' Hal yang serupa terjadi dan diingatkan oleh Paulus kepada Timotius, agar ia sadar bahwa dirinya, walau muda, berharga dan mampu menjadi pemimpin. Atas dasar inilah, Paulus menyadari bahwa iman dalam diri Timotius adalah iman yang mengarah dan berorientasi kepada Allah. Keyakinan Paulus ini menjadi dasar penguatannya kepada Timotius (Lih. 2 Tim:3-8).

Ketika Timotius menyadari keberhargaan dirinya maka ia akan sanggup menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Pada kalimat ini, Paulus mengedepankan pentingnya keselarasan antara apa yang dikatakan, dilakukan dalam tindakan mengasihi, sikap setia, dan kesucian. Makna kesucian disini adalah bagaimana Timotius menjadi seorang muda yang tak bercacat cela atas hukum gerejawi yang berlaku. Artinya, suci berarti menyadari dirinya adalah ciptaan Allah yang sakral dan kudus, baik apa adanya, dan bukan tanpa dosa. Justru, menghargai bahwa manusia itu berdosa, namun sanggup tidak terjebak lagi dalam perilaku dosa, disinilah makna teladan dalam kesucian.

III. APLIKASI

Dalam merayakan 77 tahun kategorial PERMATA GBKP, kiranya setiap PERMATA GBKP merayakan dan menyadari bahwa:

Setiap manusia pada esensinya adalah pribadi yang terus bergerak, bertumbuh, dan berkembang. Maka, jadilah PERMATA GBKP yang rindu akan perubahan dan perkembangan yang menjadi pribadi yang tepat dalam mengambil keputusan dan berlapang dada dalam merespons seluruh dinamika kehidupan.

Setiap PERMATA GBKP diajak untuk menghargai dirinya sebagai orang muda, agar tidak direndahkan oleh orang lain. Oleh sebab itu, jadilah pembelajar yang mencintai firman dan pengetahuan. Ciri seorang pembelajar adalah dia selalu mau dievaluasi dan mengintrospeksi diri.

Setiap PERMATA GBKP diajak untuk tidak mengglorifikasi kesalahan, namun justru mau mengakui dosa dan bangkit untuk tidak lagi terjebak dalam kehidupan dosa. Bangkit dari kegagalan dan belajar dari kesalahan menjadi teladan yang perlu dilatih seumur hidup.

IV. METODE: Membuat meme (Menjadi Teladan) dan mengunggah ke Media Sosial

Meme atau kata-kata motivasi, seperti: manusia yang hebat itu, bukan dilihat ketika dia sukses, melainkan ketika dia mau bangkit dari kejatuhannya.


Pdt. Indah Sriulina Br Ginting, M. Th, M.A

Sebelumnya PA Permata 09–15 Maret 2025