Jl M I Ridwan Rais No 13A, Depok, Jawa Barat +62 21 7759848

Sapaan Teduh GBKP 25 Oktober 2025

  • 10:11

Ulangan 15: 7 -8

“Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya cukup untuk keperluannya seberapa dia perlukan.”

Bapak, Ibu, Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Perjalanan hidup tidak semakin mudah. Dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin luar biasa ini, kehidupan terasa semakin sulit. Banyak orang-orang yang kita lihat di sekitar kita, yang betul-betul berjuang dalam menjalani kehidupannya. Termasuk kita. Kita pun seluruhnya yang menyaksikan renungan saat ini pun kami percaya, kita pun sedang berjuang dalam kehidupan kita masing-masing. Baik dalam pekerjaan, dalam usaha yang kita kerjakan, semua kita lakukan dengan penuh perjuangan. Dan di saat kita sedang berjuang, firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak hanya memikirkan diri kita sendiri, tapi juga peduli terhadap kesusahan yang dialami oleh sesama kita. Bagaimana seharusnya kita bersikap saat melihat orang-orang di sekitar kita di dalam penderitaannya? Jemaat dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, saat ini ke dalam perjuangan kita, dalam kesulitan-kesulitan yang juga sedang kita alami, firman Tuhan mengingatkan kita kembali bahwa segala sesuatu tersebut tidaklah boleh menghambat kita untuk peduli, untuk membantu dan menolong sesama kita.

Di tengah-tengah bangsa Israel, Tuhan menyampaikan sebuah aturan tentang orang-orang yang ditimpa kemalangan. Aturan yang harus dilakukan yaitu jika ada orang Israel yang hidup dalam kekurangan dan berhutang terhadap saudara sebangsanya, maka pada tahun yang ketujuh orang itu harus dibebaskan dari hutangnya. Dan Tuhan pun melarang mereka untuk bersungut-sungut. Jika di tahun yang ketujuh itu hampir tiba. tidak boleh bersungut-sungut. Ya, karena Tuhan telah memberkati mereka. Dan jika ada orang yang meminta tolong, maka tidak boleh menutup pintu hati dengan menggenggam tangannya dan tidak mengulurkan tangannya untuk memberi pertolongan pada orang tersebut. Dan kalau kita melihat dalam teks renungan kita tadi, di ayat yang ke-10 disebutkan juga, jika mereka mengikuti perintah Tuhan ini, Tuhan berjanji akan memberkati hidup mereka.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, perintah Tuhan ini sebenarnya mengingatkan kita kembali bahwa hidup kita kaya. Kaya tidak hanya diukur oleh apa yang kita miliki. Seberapa banyak deposito, seberapa luas tanah yang kita miliki, seberapa banyak mobil yang kita punya. Ternyata, hidup kaya tidak hanya diukur dari materi yang kita miliki. Tapi kekayaan kita adalah kemurahan hati kita. Orang percaya, pengikut Yesus Kristus harus memiliki hati yang kaya karena itu kehendak Tuhan. Kebaikan kita tidak bergantung pada banyak sedikitnya materi yang kita miliki. Kepedulian kita kepada sesama kita tidak bergantung kepada ada atau tidak ada yang bisa kita beri. Karena kebaikan hati, kemurahan hati adalah kehendak Tuhan untuk kita wujud nyatakan dalam hidup kita. Tuhan mengajar kita untuk meringankan beban seseorang dalam penderitaannya di tengah kehidupan yang semakin sulit. Kiranya kita menemukan orang-orang sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan, janganlah kiranya segan-segan untuk mengulurkan tangan kita. Mungkin mereka hanya membutuhkan sepotong roti, secangkir air minum, bahkan sapaan yang meneduhkan hati setiap harinya. Kemurahan hati kita, itulah yang Tuhan inginkan untuk kita nyatakan dalam keseharian kita. Peduli terhadap sesama.

Itulah firman Tuhan yang disampaikan pada pagi hari ini. Di tengah kehidupan yang semakin sulit ini, sekiranya kita seluruhnya orang-orang percaya, pengikut Tuhan kita Yesus Kristus adalah orang-orang yang juga semakin kaya dalam kemurahan hati untuk menjadi saluran berkat bagi sesama kita. Semakin sulit situasi kehidupan tidak membuat kita surut untuk menyatakan kemurahan hati bagi sesama dan meringankan beban orang lain dengan cara yang paling sederhana sekalipun.

Tuhan Yesus memampukan kita untuk menjadi pelaku dari firman yang kita dengarkan hari ini. Renungan kita mengingatkan kita kembali supaya tidak menahan diri untuk membantu orang lain. Membuka tangan lebar-lebar dan memberi kepada orang miskin, orang yang membutuhkan seberapa yang dia perlukan.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

Pdt. Erlikasna Purba

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=kE6bo4rQdOA

Sebelumnya Sapaan Teduh GBKP 24 Oktober 2025
Selanjutnya Sapaan Teduh GBKP 27 Oktober 2025