Ulangan 15: 7 -8
“Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya cukup untuk keperluannya seberapa dia perlukan.”
Bapak, Ibu, Saudara-saudara yang
dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Perjalanan hidup tidak semakin mudah. Dengan
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang semakin luar biasa ini, kehidupan
terasa semakin sulit. Banyak orang-orang yang kita lihat di sekitar kita, yang
betul-betul berjuang dalam menjalani kehidupannya. Termasuk kita. Kita pun
seluruhnya yang menyaksikan renungan saat ini pun kami percaya, kita pun sedang
berjuang dalam kehidupan kita masing-masing. Baik dalam pekerjaan, dalam usaha
yang kita kerjakan, semua kita lakukan dengan penuh perjuangan. Dan di saat
kita sedang berjuang, firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak hanya
memikirkan diri kita sendiri, tapi juga peduli terhadap kesusahan yang dialami
oleh sesama kita. Bagaimana seharusnya kita bersikap saat melihat orang-orang
di sekitar kita di dalam penderitaannya? Jemaat dikasihi Tuhan kita Yesus
Kristus, saat ini ke dalam perjuangan kita, dalam kesulitan-kesulitan yang juga
sedang kita alami, firman Tuhan mengingatkan kita kembali bahwa segala sesuatu tersebut
tidaklah boleh menghambat kita untuk peduli, untuk membantu dan menolong sesama
kita. 
Di tengah-tengah bangsa Israel,
Tuhan menyampaikan sebuah aturan tentang orang-orang yang ditimpa kemalangan.
Aturan yang harus dilakukan yaitu jika ada orang Israel yang hidup dalam
kekurangan dan berhutang terhadap saudara sebangsanya, maka pada tahun yang
ketujuh orang itu harus dibebaskan dari hutangnya. Dan Tuhan pun melarang
mereka untuk bersungut-sungut. Jika di tahun yang ketujuh itu hampir tiba. tidak
boleh bersungut-sungut. Ya, karena Tuhan telah memberkati mereka. Dan jika ada
orang yang meminta tolong, maka tidak boleh menutup pintu hati dengan
menggenggam tangannya dan tidak mengulurkan tangannya untuk memberi pertolongan
pada orang tersebut. Dan kalau kita melihat dalam teks renungan kita tadi, di
ayat yang ke-10 disebutkan juga, jika mereka mengikuti perintah Tuhan ini,
Tuhan berjanji akan memberkati hidup mereka. 
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
perintah Tuhan ini sebenarnya mengingatkan kita kembali bahwa hidup kita kaya. Kaya
tidak hanya diukur oleh apa yang kita miliki. Seberapa banyak deposito, seberapa
luas tanah yang kita miliki, seberapa banyak mobil yang kita punya. Ternyata,
hidup kaya tidak hanya diukur dari materi yang kita miliki. Tapi kekayaan kita
adalah kemurahan hati kita. Orang percaya, pengikut Yesus Kristus harus
memiliki hati yang kaya karena itu kehendak Tuhan. Kebaikan kita tidak bergantung
pada banyak sedikitnya materi yang kita miliki. Kepedulian kita kepada sesama
kita tidak bergantung kepada ada atau tidak ada yang bisa kita beri. Karena
kebaikan hati, kemurahan hati adalah kehendak Tuhan untuk kita wujud nyatakan
dalam hidup kita. Tuhan mengajar kita untuk meringankan beban seseorang dalam
penderitaannya di tengah kehidupan yang semakin sulit. Kiranya kita menemukan
orang-orang sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan, janganlah kiranya
segan-segan untuk mengulurkan tangan kita. Mungkin mereka hanya membutuhkan
sepotong roti, secangkir air minum, bahkan sapaan yang meneduhkan hati setiap
harinya. Kemurahan hati kita, itulah yang Tuhan inginkan untuk kita nyatakan
dalam keseharian kita. Peduli terhadap sesama. 
Itulah firman Tuhan yang
disampaikan pada pagi hari ini. Di tengah kehidupan yang semakin sulit ini,
sekiranya kita seluruhnya orang-orang percaya, pengikut Tuhan kita Yesus
Kristus adalah orang-orang yang juga semakin kaya dalam kemurahan hati untuk
menjadi saluran berkat bagi sesama kita. Semakin sulit situasi kehidupan tidak membuat
kita surut untuk menyatakan kemurahan hati bagi sesama dan meringankan beban
orang lain dengan cara yang paling sederhana sekalipun. 
Tuhan Yesus memampukan kita untuk
menjadi pelaku dari firman yang kita dengarkan hari ini. Renungan kita
mengingatkan kita kembali supaya tidak menahan diri untuk membantu orang lain.
Membuka tangan lebar-lebar dan memberi kepada orang miskin, orang yang
membutuhkan seberapa yang dia perlukan.
Tuhan Yesus memberkati kita
sekalian.
Pdt. Erlikasna Purba
 
					 
									 
									



