Kesetiaan Dalam Pelayanan.
Kisah Para Rasul 22: 18 -19.   
Aku melihat Dia yang berkata kepadaku, "Lekaslah. Segeralah tinggalkan Jerusalem, sebab mereka tidak akan menerima kesaksianmu tentang Aku." Jawabku, "Tuhan, mereka tahu bahwa akulah yang pergi dari rumah ibadat yangsatu ke rumah ibadat yang lain dan yang memasukkan mereka yang percaya kepadamu ke dalam penjara dan menyesahkan mereka.
Saudara-saudara yang dikasihi TuhanYesus
Kristus, saya mencoba mengambil tema sapaan teduh pagi ini, Kesetiaan Dalam Pelayanan.
Saudara-saudara, pernahkah kita
mengalami dalam kehidupan kita ada perasaan tertekan, perasaan cemas, dan juga
mungkin ada perasaan takut? Saya yakinkita pasti pernah mengalaminya. Pertanyaan
berikutnya tentu apa danbagaimana kita mampu melewati tekanan tersebut? Apakah
kita meratap atau mungkin kita marah? Mungkin ada kata umpatan atau mungkin
kita bisa juga menangis atau kita berserah. Renungan pagi ini mengingatkan kita
akan pengalaman Rasul Paulus yang mengalami suatu situasi yang tidak baik-baik karena
adanya orang-orang yang mencoba menangkap dan juga tentu menghakiminya. Pertanyaannya,
bukankah Paulus memberitakan kabar baik? Mengapa banyak orang membencinya,
bahkan mencoba mencelakainya? Apakah Paulus melakukan perbuatan yang tidak
baik?.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini
menjadi perenungan kita di pagi hari ini. Benar bahwa Paulus pernah melakukan suatu
pelanggaran dengan perbuatan-perbuatannya yang tidak baik. Bahkan menangkap
orang percaya kepada Yesus. Akan tetapi kita bisa melihat bahwa Yesus
mengubahkan dirinya dalam pertemuannya dengan Paulus dari Saulus menjadi
Paulus. Jika kita menyebut perubahan ini sebagai bentuk pertobatan. Maka dapat
dikatakan, "Ya, Paulus telah bertobat dan memulai pelayanannya dengan
perubahan diri, perilaku, dan iman yang dimilikinya." Paulus dalam
perubahan dirinya melakukan pekabaran Injil Yesus dengan sungguh-sungguh dengan
hati. Namun berjalan dalam jalan Tuhan tidaklah membuat dirinya baik-baik saja.
Justru banyak tantangan bahkan ancaman yang diterima olehnya. Artinya melakukan
perbuatan baik tidaklah menjamin bahwa kita pasti lepas dari yang namanya persoalan.
Dapat dibenci bahkan mungkin ketika kita melakukan hal baik pun bisa jadi
perbuatan baik tidak menjamin kita mendapatkan hal yang baik. Bahkan bisa jadi
kita mendapatkan ancaman yang pasti membuat kita susah. 
Pesan pertama renungan ini menyatakan bahwa kita sebagai
orang percaya pasti mengalami pergumulan dalam kehidupan ini. Pengalaman hidup
Paulus menjadi Perenungan sekaligus yang kedua, bagaimana Paulus kita
bisa melihat tetap setia melakukan pelayanannya sekalipun ada banyak tantangan
yang dihadapi. Kesetiaan kepada Tuhan menjadi komitmen bahwa sekalipun kita
mengalami atau menghadapi masalah dalam tantangan kehidupan ini, kita tetap
setia dan terus mengandalkan Tuhan. Orang yang setia kepada Tuhan, pasti Tuhan
itu lebih setia mengasihi, menolong. Bahkan ketika kita menghadapi pergumulan
itu pasti Tuhan hadir. Kita melihat bagaimana Tuhan hadir dalam pemahaman
Paulus. Tuhan hadir dalam pendengaran Paulus. Tuhan hadir dalam proses
keselamatan yang dirancang Tuhan baginya. Ketika Paulus menyatakan, "Aku
melihat Dia dan mendengar perkataannya." Hal ini menunjukkan bagaimana
Tuhan senantiasa hadir bagi setiap orang yang percaya kepadanya. Melalui
penglihatan dan pendengaran Paulus dapat dinyatakan bagaimana Tuhan itu
mengasihi Paulus. Apa yang dialami Paulus menunjukkan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan
dirinya dari ancaman orang-orang yang mencoba untuk menangkapnya. Jelaslah
bahwa Allah senantiasa berkehendak membela dan menyelamatkan anak-anaknya.
Ketika Tuhan menyuruh Paulus meninggalkan Yerusalem, maka ada rencana Tuhan
yang lebih besar dalam kehidupan Paulus. 
Perenungan kita yang ketiga ini adalah bahwa dalam hidup ini bukan
kehendak kita jadi, tapi jadilah kehendak Tuhan. Ketika kita memiliki kehendak
sekalipun itu mungkin baik menurut kita. Namun jika kita berbeda dengan yang dikehendaki
Tuhan, maka baiklah kita merespon dengan melakukan apa yang dikehendaki oleh
Tuhan. Kita percaya bahwa dalam setiap perjalanan hidup ini mengikuti kehendak Tuhan
pasti kita mendapatkan keselamatan. Menjadi perenungannya adalah mungkin boleh
saja saat ini ada yang kita harapkan belum terjadi seperti yang kitaharapkan
atau mungkin saja kita telah berdoa meminta kepada Tuhan. “berikanlah aku
kesehatan ya Tuhan, baiklah aku menjadi baik-baik saja”. Tapi jika hari ini
ada suatu kondisi situasi yang kita alami, mungkin kita sakit atau situasi kita
tidak baik-baik saja, apakah Tuhan tidak mengasihi atau peduli pada kita? Ketika
Tuhan mengizinkan suatu terjadi dalam hidup ini, maka percayalah bahwa ada
rencana yang lebih besar yang Tuhan sediakan bagi kita. Dan setiap rencana dan
rancangan Tuhan pasti mendatangkan kebaikan dan keselamatan kepada kita. Paulus
mengakui dan betul sadar bahwa dirinya adalah orang yang pernah melakukan
kesalahan. Mungkin saja dia tidak mengetahui bagaimana jerat atau lubang yang disiapkan
orang baginya supaya dia jatuh atau kehendaknya untuk tetap aku mau tinggal di
Jerusalem sebagai bentuk aku mau melayani Tuhan dan membuktikan aku telah
bertobat. Mungkin saja Paulus juga merasa aku mampu kok mengatasi masalah ini.
Karena aku mau membuktikan dengan aku melayaninya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi
Tuhan lebih tahu apa yang lebih baik yang harus diterima oleh Paulus yang
dialaminya dalam kehidupannya. Karena ada rencana Tuhan lebih besar dari apa
yang dipikirkan oleh Paulus. 
Saudara-saudara percayalah seperti halnya Paulus, kita melihat bahwa Allah selalu menolongnya. Dan melalui renungan ini kembali kita diingatkan, kita percaya Tuhan itu setia, percaya Tuhan senantiasa hadir dalam hidup ini. Kesetiaan kita kepada tidaklah sia-sia. Karena kesetiaan kita kepada Tuhan, pasti Tuhan memperlihatkan besarnya kasih setianya kepada kita. Apapun yang menjadi pergumulan kita, baiklah senantiasa kita mendengar dan melihat rencana dan rancangan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita percaya bahwa Tuhan akan senantiasa memiliki kemampuan untuk melihat apa yang terbaik pada kita. Maka andalkanlah Tuhan karena Dialah sang pemilik untuk itu semua. Ia akan memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Baiklah, hari ini kita menjadi anak-anak Tuhan yang tidak meratap dalam menghadapi persoalan hidup, tapi jadilah kita sebagai anak-anak Tuhan yang senantiasa menatap kepada Tuhan. Selamat pagi saudara-saudaraku. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Semangat pagi. Tuhan memberkati. Amin.
Pdt. Alexander Simanungkalit
https://www.youtube.com/watch?v=j1WZs1XnSmA&t=4s
 
					 
									 
									


