Kisah
Para Rasul 20:28. 
“Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan. Karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehnya dengan darah anaknya sendiri.”
Saudara-saudari
yang dikasihi Tuhan, firman Tuhan yang menyapa kita berisi pesan Paulus kepada
penetua-penetua di Efesus pada akhir pelayanannya di sana. Dan nas ini
merupakan yang terbaik. Mengapa disebut terbaik? Karena nas ini memberikan
prinsip-prinsip alkitabiah tentang bagaimana fungsi, tentang bagaimana peran
seorang penilik jemaat dalam pelayanan gereja sepanjang masa. 
Paling
tidak ada tiga hal yang penting yang boleh menjadi pedoman bagi kita hari ini.
Yang pertama, kita tahu bahwa rupanya Roh Kuduslah yang menetapkan seorang
menjadi penilik jemaat. Itu yang kita baca di tengah teks ini. “Karena kamulah
yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah”.
Bapak, Ibu mendengar teks ini saya menjadi merasa bahwa saya lebih berharga
dari sebelumnya. Karena bukan hanya ditetapkan, tetapi juga Allah menetapkan
kita dengan Roh-Nya yang kudus. Bukankah itu berarti bahwa Roh Kudus-lah yang menghunjuk
kita dan Roh Kuduslah yang akan diam dalam hati kita, bekerja untuk
memperlengkapi kita, memberikan keberanian kepada kita, dan bahkan memberi
pengertian akan apa yang harus kita lakukan. Luar biasa, Bapak, Ibu. Kita harus
bangga, percaya diri karena Roh Tuhan selalu memilih kita menjadi penilik di
antara jemaat Tuhan yang sangat berharga yang ia beli dengan darahnya yang
mahal di kayu salib itu. Dan sebagai gembala sejati, sebagai penilik harus kita
lebih dulu melindungi diri kita dahulu. Kita harus lebih dulu melindungi diri dari
musuh-musuh Allah, dari musuh-musuh kita. Sebab hanya dengan begitu baru
kemudian kita bisa menjaga kawanan domba milik Allah itu. Demikian Paulus
katakan, "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan domba-domba
Allah”, jemaat-jemaat Tuhan yang Ia percayakan kepadanya. Sebagai seorang
pendeta, saya juga semakin dikuatkan, semakin merasa bahwa saya harus mengoreksi
diri juga bahwa sebagai penjaga lebih dulu harus menjadi terjaga. Harus lebih
dulu kudus untuk boleh menguduskan orang lain. Harus lebih dulu sehat secara
mental, secara iman. Baru kita boleh menjadi memberi obat menyehatkan hati dan
mental jemaat kita. 
Dan
yang ketiga, Bapak Ibu, nas ini juga mengajari kita sebagai penilik jemaat bahwa
tugas utama seorang penilik jemaat adalah memberi makan domba-domba dengan mengajarkan
firman Tuhan kepada setiap jemaat kita. Mereka harus ingat, setiap penilik,
gembala, jemaat harus ingat bahwa kawanan-kawanan domba yang mereka layani itu
adalah kepunyaan Allah, umat Allah sendiri yang telah Allah beli untuk dirinya
dengan darah anaknya yang mahal. Karena itu kita harus mempertanggungjawabkan kepercayaan
Allah dengan kita memberitakan firman Tuhan, memberi makan rohani kepada setiap
jemaat. Jadi ketika kita melakukannya, kita tahu itu adalah pertanggungjawaban kita
kepada Allah yang memberinya kepada kita. 
Demikian firman Tuhan pagi ini mengingatkan kita sebagai penilik-penilik di zaman ini. Kiranya kita tetap setia menebar firman Tuhan yang sekalipun akan mendapat tantangan di dunia ini. Sebab memang firman Tuhan dari 2 Timotius 4:2 disebut bahwa firman itu menyatakan apa yang salah, menegur dan menasehati dengan segala kesabaran. Itu sebabnya kadang kala firman Tuhan juga tidak akan selamanya menyenangkan hati pendengarnya. Dan itu bukan bagian orang percaya. Karena itu juga kita harus siap menolak untuk memberitakan kebenaran atau menjadi pengkhotbah yang berusaha menyenangkan hati orang saja. Itu yang disebut juga dalam 2 Timotius 4:3. Demikian penilik-penilik zaman ini, tetaplah semangat, tetap beritakan firman Tuhan, tetap setia melakukan kehendak Tuhan. Dengan demikian kita akan dipenuhi untuk disertai dan diberi hikmat oleh Tuhan untuk kemudian boleh menilik domba-domba kawanan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Amin.
Pdt. Mestika Nusantara Ginting
 
					 
									 
									

