Jl M I Ridwan Rais No 13A, Depok, Jawa Barat +62 21 7759848

Sapaan Teduh GBKP 3 November 2025

  • 08:34

Yoel 2:13


"Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu. Berbaliklah kepada TUHAN, Allah-mu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia. Dan Ia menyesal karena hukumannya.”


Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita belajar bersama-sama bahwa kitab Yoel ditulis pada masa Yehuda dilanda bencana alam yang begitu dahsyat, yaitu serangan kawanan belalang yang luar biasa parah diikuti oleh kekeringan. Bencana ini digambarkan sedemikian rupa sehingga dianggap sebagai pendahuluan atau awal dari hari Tuhan yang menakutkan. atau hari penghakiman ilahi. Yoel menyerukan reformasi di Bait Allah. Pasal 2:13 adalah inti dari seruan pertobatan tersebut yang disampaikan kepada seluruh bangsa Israel atau Yehuda.


Dalam budaya Israel kuno, salah satu tanda lahiriah dari ratapan dan pertobatan yang mendalam adalah mengoyakkan pakaian sebagai lambang kehancuran hati dan dukacita. Jadi mengoyakkan pakaian dapat dipahami sebagai lambang kehancuran hati dan dukacita. Kritik Yoel melalui frasa koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu. Yoel mengkritik atau menegaskan kembali praktik sosial keagamaan yang cenderung dangkal. Ini menuntut agar tindakan ritual eksternal mengoyakkan pakaian harus disertai bahkan digantikan oleh perubahan batin yang sebenarnya, yang radikal dan tulus yaitu mengoyakkan hati. Pertobatan sejati atau internalitas, poin utama dari Yoel 2:13, adalah penekanan pada pertobatan yang bersifat internal dan spiritual. Mengoyakkan hati adalah metafora untuk hati yang hancur, remuk, dan menyesali dosa di hadapan Allah. Bukan sekedar penampilan lahiriah. Sifat Allah sebagai dasar harapan. Seruan untuk berbalik didasarkan bukan pada kebaikan Israel, melainkan pada karakter Allah sendiri. Karakter Allah yaitu pengasih dan penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih, setia, dan menyebutkan menyesal karena hukuman-Nya. Frasa ini tidak berarti Allah berubah pikiran, tetapi menunjukkan kedaulatan dan belas kasihannya. Jika umat bertobat, Allah akan menyesali atau menarik kembali malapetaka yang telah Ia rancangkan sebagai hukuman. Ini adalah jaminan bahwa pertobatan sejati pasti akan menghasilkan pengampunan dan pemulihan.


Berbagai peristiwa yang terjadi dalam nats ini menunjukkan hari Tuhan semakin dekat. Kehadirannya digambarkan seperti pasukan kuat yang dahsyat. Hari Tuhan adalah suatu hari yang dahsyat dan menakutkan. Tidak seorang pun yang dapat meluputkan diri daripadanya apabila tanpa pertobatan. Tuhan sendiri memimpin pasukan ini, yakni bangsa-bangsa yang menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Dapat kita saksikan di ayat 11. Tuhan menyampaikan seruan pertobatan menyusul berita hari Tuhan di ayat 12. Pertobatan yang diminta adalah pertobatan yang sungguh-sungguh pada semua bangsa. Termasuk bayi yang menyusu dan bukan sekedar ritus. Harapan atas pertobatan itu adalah agar Tuhan menarik hukumannya dan menggantinya dengan berkat. Itu dapat kita temukan di dalam ayat 14. Seluruh bangsa harus datang dengan sungguh dan dengan hati yang tulus kepada Tuhan. Mulai dari pelayan-pelayan Tuhan. Terjadinya kehancuran tidak saja terdapat pesan tentang amarah atas dosa, di dalamnya juga terpancar kasih yang ingin menghancurkan belenggu dosa dan membimbing umat memasuki kebebasan.

 

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, refleksi yang bisa kita ambil dari renungan di sapaan teduh hari ini, Yoel 2:13 adalah pentingnya ketulusan hati dan karakter Allah dalam praktik pertobatan hidup kita sehari-hari. Prioritaskan pertobatan batin bukan sekedar ritual. Ayat ini menyerukan agar kita mengalihkan fokus dari tindakan luar ke kondisi batin. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu.

 

Bagaimana kehidupan kita selama ini? Apakah doa, ibadah, puasa yang kita lakukan hanya sebatas ritual ataukah benar-benar mencerminkan perubahan dan penyesalan yang mendalam dari dalam hati kita. Ketika kita menyadari kesalahan kita, kita tidak seharusnya fokus pada tebusan yang terlihat, melainkan pada kejujuran dan kerendahan hati untuk mengakui dan menyesali dosa di hadapan Tuhan.


Dan yang kedua, berbalik kepada sifat Allah yang penuh belas kasihan. Yoel mendorong pertobatan dengan mengingatkan umat tentang siapa Allah. Sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar, dan berlimpah kasih setia. Kesadaran untuk bertobat bukan karena takut akan hukuman meskipun itu nyata, tetapi karena kita yakin akan belas kasihan Allah yang tidak terbatas. Kesempatan untuk kembali kepada Allah selalu terbuka. Ketika kita merasa putus asa atau tidak layak, kita harus mengingat sifat Allah yang panjang sabar. Kita harus bergegas kembali kepadanya. Yakin bahwa Ia siap mengampuni dan memulihkan.


Yang ketiga, hidup dalam sikap berbalik. Perintah berbaliklah kepada Tuhan Allahmu berarti melakukan perubahan arah hidup secara total. Berbalik dari dosa, bukan hanya berhenti melakukan hal yang salah, tetapi ternyata secara aktif mengubah arah pikiran, perkataan, dan tindakan kita untuk berjalan sesuai kehendak Allah. Sesederhana berhenti dari kebiasaan buruk dan kembali ke jalan yang benar.


Dan yang terakhir dorongan untuk berbelas kasih kepada sesama karakter Allah di ayat ini. Allah yang maha kuasa begitu pengasih dan penyayang kepada kita yang berdosa. Dari itu, seberapa besar kita harus menunjukkan sifat pengasih, panjang sabar, dan setia kepada sesama, terutama yang bersalah kepada kita.


Mari mengaplikasikan kesabaran dan kasih setia Allah dalam hubungan pribadi kita. Rendah hatilah dalam menyesali dosa kita. Dan mari kita belajar meneladani kemurahan hatinya Allah. Demikian firman Tuhan.

 

Vic. Senika Sitepu

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=o4rEbWYMc84

Sebelumnya Sapaan Teduh GBKP 31 Oktober 2025
Selanjutnya Sapaan Teduh GBKP 04 November 2025